Sabtu, 13 Juli 2013

Ipan si anak kuli bangunan


Ipan adalah anak pertama dari dua bersaudara. Dia tinggal bersama Ayah, Ibu, dan adik perempuannya. Kehidupan keluarganya tidak begitu mewah. Yang penting setiap hari bisa makan saja sudah dirasa cukup. Karena pekerjaan Ayahnya yang hanya kuli bangunan dan Ibunya hanya kuli pitil cabe tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tetapi di balik semua itu terpancar kebahagiaan dalam keluarganya yang selalu bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan kepadanya.
Ipan hanyalah anak kemarin sore, dia baru menginjak kelas 5 SD dan belajar di SD N Duyungan 1. Anak sekecil itu pastilah ingin hari-harinya dipenuhi dengan bermain dan bermain bersama teman-teman se-usianya. Tetapi tidak untuk Ipan.
Selepas adzan subuh dimulailah kegiatannya dengan menata dan memilah rosok sampai jam 06.00. Selesai memilah rosok barulah Ipan mandi untuk sekedar membersihkan kotoran setelah bergelut dengan barang-barang yang dianggap orang menjijikkan. Bagi orang lain itu menjijikkan, tetapi untuk Ipan adalah rejeki yang luar biasa. Seusai mandi Ipan bergegas menuju sekolah sekaligus gerbang masa depannya. Setiap kali kaki melangkah menuju sekolah terbersit sebuah kalimat dalam benaknya. “Apakah aku yang hanya anak kuli bangunan bisa sekolah sampai bangku kuliah?” Ahh gak usah berangan-angan terlalu tinggi, orang tuaku bisa menyekolahkan aku sampai sekolah dasar saja sudah anugerah yang sempurna. Yang penting bisa membaca dan menghitung itu sudah cukup. (kata Ipan).
Mungkin hanya disekolah lah dia bisa bermain bersama teman-temannya, itupun hanya jam istirahat. Tak sekalipun rasa malu menghampiri dirinya. Dilihat dari pakaian sekolahnya yang mulai kusut, sepatunya yang nampak kumuh, bahkan buku tulis yang dia gunakan pun berbeda dari teman-temannya. Kenapa enggak? Ajaran baru yang afdol dengan buku-buku tulis baru seperti teman-temnannya tetapi buku tulis Ipan hanyalah buku tulis bekas kelas 4 yang di sobek halamannya karena sudah terisi catatan selama kelas 4. Dan dari semua itu tak menyulutkan semangat belajar Ipan. 
Loncengpun berbunyi dan semua teman-teman Ipan berteriak gembira karena waktunya pulang sekolah dan bermain sepuasnya telah tiba. Tetapi tidak untuk Ipan. Pulang sekolah adalah waktunya untuk bekerja. Iya,,. Bekerja mencari rosok untuk biaya hidupnya sendiri dan tak kadang untuk membantu orang tuanya.
Dengan tas kresek yang besarnya melebihi tubuhnya, sarung tangan yang selalu ia kenakan dikala mencari rosok, dan sepeda bmx hitam yang selalu menemaninya untuk berkeliling mencari secercah rejeki untuk kehidupannya. Seperti tak punya rasa lelah di dalam tubuh anak sekecil itu. Mencari rosok dari sepulang sekolah sampai adzan maghrib berkumandang dijalaninya dengan penuh keceriaan. Tak jarang Ipan melihat teman-teman sebayanya bermain bola dan hasrat ingin ikut bermain bersama. Tetapi itu dianggap Ipan hanyalah bayang semu dan tidak mungkin Ipan lakukan. 
Sejujurnya orangtuanya sudah melarangnya untuk tidak lagi mencari rosok dan serius memikirkan sekolahnya. Tapi karena Ipan yang berpendirian kuat dan tidak ingin menyusahkan orangtuanya dia tetap melakukan kegiatannya sebagai pencari rosok. Setiap kali dikasih tahu untuk tidak bekerja justru Ipan malah marah. Akhirnya orangtuanya pun nyerah dan membiarkan apa yang dikerjakan Ipan sehari-hari. Buat orangtuanya yang penting rejeki yang didapat halal dan tidak merugikan orang lain itu sudah cukup.
Walau hidup dalam ekonomi minim, tetapi keluarga Ipan tidak begitu sepenuhnya mengharapkan bantuan-bantuan dari pemerintah. Karena mereka sadar bahwa bantuan pemerintah hanya bersifat sementara. Semisal raskin, bantuan raskin hanya untuk makan seminggu, nah untuk minggu berikutnya harus makan apa??. Kalau raga dan pikiran kita masih kuat untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga kenapa harus mengharapkan bantuan orang lain?. 

“Tak mungkin Tuhan memberikan cobaan diatas batas kemampuan umatnya, aku yakin suatu saat nanti Ipan akan meraih kebahagiaannya, entah itu di dunia maupun di akhirat kelak. Dan dengan keikhlasannya aku mendapat pelajaran dari dirinya bahwa harus selalu bersyukur dan berpikir positif atas apa yang diberikan Tuhan kepada kita” ‘always think positive and all will be beautiful in its time’  
 

Senin, 01 Juli 2013

Suka duka Odong kala ujian



Ujian?? Iya ujian!!! Ujian adalah sebagai tolak ukur kita sebagai mahasiswa dalam menerima, memahami, mencerna dan mengimplementasikan atas materi yang telah kita dapat dari dosen. Disinilah tingkat kecerdasan otak setiap mahasiswa dalam menjawab beberapa soal diperhitungkan. Dan juga tingkat kreatifitas mahasiswa dalam mengolah sebuah jawaban menjadi sebuah kalimat atau tulisan ke dalam kertas sehingga menjadi jawaban yang singkat, padat dan bermakna di mata dosen di pertanggungjawabkan.
Itu adalah contoh beberapa kaum mahasiswa yang cerdas. Nah kalau Odong?? Ujian tidak serta merta pengertiannya seperti itu. Tetapi menurut kacamata kebodohan Odong ujian adalah sarana eksekusi paling sadis di dunia yang fana ini untuk makhluk bodoh seperti Odong. Eksekusi dimana otak bodoh yang dideritanya sejak masih didalam kandungan nyokapnya harus berpikir keras menjawab beberapa soal dari dosen yang dianggapnya penting untuk karir dan kehidupannya dimasa yang akan datang.
Setiap kala Odong menemui dan membaca soal ujian badannya langsung menggigil, keringat dingin keluar dari duburnya, mimik wajah yang biasanya kusut sejenak berubah menjadi kalut tak beraturan, mata yang biasanya berbinar-binar serentak redup, buah bibir yang nampak kemerahan sekilas membiru haru tak bermutu. Gilaa?? Liat soal ujian apa liat setan loe Dong??
Yang aku takutkan dari Odong, masak iya sesosok Odong baca dan sekaligus ngerjain ujian?? Baca buku anak-anak Playgroup aja ketiduran apalagi baca soal ujian?? Padahal buku anak-anak Playgroup full colour kan?? Hard think!!!
Karena tingkat kebodohan Odong sudah stadium akhir, didalam memahami soalpun juga harus membutuhkan waktu lumayan lama. Setelah gue lakukan research pada otaknya Odong dan mengkalkulasi secara rinci tingkat pemahaman Odong pada setiap soal, dan kesimpulannya dimana dia harus membutuhkan paling tidak 20 menit dalam setiap memahami satu soal. Gilaa kata gue!!! Padahal ujian waktunya hanya 60 menit dan ada lima soal yang harus dikerjakan Odong?? Berarti Odong hanya bisa memahami empat soal dong?? Itupun hanya memahami dan belum lagi memikirkan jawabannya. Ealah Dong memahami soal lima aja gak kelar, apalagi jawabnya?? Kelar enggak cukup kumpulin nama dan nim iya!!
Akhir-akhir ini kan lagi rame nih pertandingan bola, salah satunya adalah Piala Konfederasi. Nah karena Odong yang gila bola tak satupun pertandingan yang dilewatkan Odong. Yang lebih apesnya pertandingan itu dilaksanakan setiap tengah malam bahkan lebih dan menjelang waktu subuh. Demi memuaskan hasratnya terhadap bola Odongpun rela gak tidur semalaman. Walaupun besok harus ujian sekalipun. Tetapi Odong sedikit sumringah karena jadwal ujian Odong  selalu siang. Yang gue gak habis pikir, sesiang-siangnya jadwal ujian Odong tetep aja masih telat nih anak. Gimana enggak?? Semalam suntuk gak tidur terus molornya Odongkan kayak kebo, mau 100 alarm ditempelin ke telinganya juga tak sedikitpun menggoyahkan Odong dalam tidurnya.
Sudah biasa sih kalau kuliah Odong telat, tapi yang luar biasanya ini ujian kawan?? Mahamin satu soal aja 20 menit?? Apalagi jawabnya?? Udah gitu telat lagi?? Terus apa yang harus loe lakuin waktu ujian Dong?? Cukup pegang soal dan membacanya setelah itu loe keluar paling duluan biar dikata keren?? Ngimpi loe Dong!!!
Memang susah menjadi seekor makhluk bodoh yang doyan molor seperti Odong. Tapi ini nih yang gue salut dari pemikirannya. Menurut pemikiran dari otak bodohnya, apakah dengan nilai A kalian sudah bangga terhadap diri anda?? Apakah IP 3 mungkin sampai 4 yang terpampang nyata sudah membuat diri anda sempurna?? Dan apakah setelah anda memakai toga itulah tujuan hidup anda dan akan meraih sukses dalam hidup anda selanjutnya??. Tidak menurut Odong, karena dari bebrapa hal itu hanyalah angan yang hanya membuat hidup Odong terbebani, yang pasti jalani hidupmu dengan apa yang anda pikirkan dan sejalan dengan apa yang sudah anda rencanakan, beranilah mengakui apa kekuranganmu dan merubahnya menjadi sebuah keunikan dalam dirimu sehingga menjadi nilai plus dalam dirimu, dan yang lebih utama sukses itu tak berarti anda memiliki materi yang luar biasa, tetapi berguna untuk diri sendiri, orang terdekat, keluarga, bahkan seluruh makhluk ciptaanNya. Ahaa, ceramah loe Dong??
Feedback ke ujian Odong, dari kesemua duka Odong saat ujian yang telah gue tulis diatas, ternyata ada segelintir hal yang disukai Odong saat ujian. Salah satunya adalah mendapat jadwal ujian siang. Iyalah secara Odongkan seumur hidup gak bisa bangun pagi. Itu udah kutukan Odong semenjak Odong lahir ke dunia ini. Setiap mendapat jadwal ujian siang itulah anugerah terindah dari yang kuasa pada dirinya dan dianggapnya sebagai hadiah terindah dalam hidupnya. Ahh, lebay loe Dong!!!. Dan salah duanya dengan ujian berarti jadwal kuliah Odong sehari cuma 90-120 menit/hari bukan?? Nah hal itu membuat jadwal kesibukan molor Odong menjadi lebih banyak. Maklum Odongkan kaum pemimpi, menurut logika Odong dengan banyakin molor maka otak loe akan lebih mudah untuk berekspresi. Banyak molor tu membuat pengalaman kita kurang Odong?? Bukanya malah memudahkan otak berekspresi?? Ya cukup dimaklumi soalnya pemikiran dari otak bodoh ya pasti ngawur!!! Ahaa,,,. 

“Says Odong, kebodohan adalah suatu keunikan, berbanggalah dan bersyukurlah dengan kebodohan itu, dan dengan kebodohan itu buktikan pada dunia bahwa dengan kebodohan kalian bisa menjadi seseorang yang berguna dan membawa perubahan dalam dunia politik di negeri yang carut marut ini. Kalian?? Loe aja kali Dong!!!. Plakk, tampar kepala!!! Ujian Odong?? Kenapa nyasar ke politik???”

I Lop Bumi Pratiwi


Ini negeriku, tempat kelahiranku, tempat dimana aku tumbuh besar dan mengerti akan indahnya kehidupan, indahnya kebersamaan, indahnya berbagi dan indahnya sebuah perbedaan.
Negeri dimana sebagai saksi kisah hidupku dalam menggapai cita, dalam menemukan cinta dan mengantarku menuju sebuah kehidupan yang abadi kelak. Sungguh sudah beribu-ribu lembar cerita jika aku tulis semua kisah hidupku di negeri yang kucintai ini.
Tapi di balik keindahan dan kekayaan yang ada di negeri ini. Sebuah tanda tanya besar terbersit dihati setiap manusia yang hidup di negeri ini yang jauh dari keadilan, kemewahan, dan perhatian. Seperti hak mereka sebagai warga negara tidak dipedulikan karena faktor kekayaan, jabatan dan status sosial yang membuat mereka terdiskriminasi oleh pergaulan di negeri yang makmur ini.
Bukannya negeri ini mempunyai 4 pilar yang kuat dan kokoh, semisal Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dan kesemuanya itu ada butir-butir yang mengatur untuk tidak membedakan hak setiap warga negara yang tinggal di negeri ini. Apakah keempat pilar itu hanya sebuah pajangan disetiap ruang-ruang petinggi di negeri ini?? Apakah hanya sebagai penghias di meja-meja kantor mereka?? Dan apakah hanya sebagai pelengkap sebuah Negara??
Harus kemana lagi kami mengadu?? Kami bercerita?? Kami mencurahkan isi hati kami yang membutuhkan sebuah payung keadilan yang tidak membedakan status sosial kami, sehingga kami dapat bebas bergaul di negeri ini.
Keluh kesah kami yang semakin mengendap dihati seperti racun yang semakin menggerogoti tubuh kami yang nista ini. Seperti batu karang yang semakin terkikis oleh terjangan ombak di samudera yang luas. Seperti gletser di kutub utara yang semakin mencair karena semakin panasnya bumi ini.
Inilah nasib yang sebenarnya kami alami di negeri kita sendiri?? Negeri yang kaya akan sumber daya, kaya akan keindahan alam, kaya akan beragam suku, ras, dan keanekaragaman hayati bawah lautnya.
Tapi dari sumber daya yang ada di negeri kita hanya sebagian kecil yang dimiliki dan diolah oleh pemerintah kita. Dan yang paling tercengangnya kebanyakan dari sumber daya yang kita miliki disabotase dan dimiliki oleh pihak asing. Apakah kita sebagai warga negara asli dan mengalir darah Ibu Pratiwi rela kalau kekayaan alam kita dinikmati oleh negara lain dan dikebiri habis-habisan tak tersisa??.
Sampai kapan kita membeli seonggok barang yang mahal merek ekspor tapi bahan yang digunakan diambil dari negeri kita?? Sampai kapan kita harus membeli minuman yang pabriknya dimiliki pihak asing yang airnya sendiri berasal dari bumi kita?? Sampai sampai dan sampai kapan gunung emas di Papua dieksploitasi oleh negara yang kata orang Adidaya, Adikuasa??.
Haruskah kita berpura-pura tak tahu dan tak menyadari bahwa kekayaan bumi kita ini hanyalah sebuah kiasan di negara kita yang indah ini. Tapi semua hasil bumi yang kita miliki justru kita sendiri tak bisa menikmatinya.
Memang benar kata orang tuaku. Gak usah sok memikirkan negara kita, karena hanya membuat pikiran dan hati kamu menangis, merintih dan menjerit ditempat yang sunyi, sepi dan kelam. Karena tidak akan ada orang yang mendengar rintihanmu dengan carut marut negara kita.
”Jalani dan nikmati hidupmu sebagaimana adanya asal jangan ala kadarnya, sewaktu kita masih bisa melihat sunrise dan sunset gunakan hidupmu untuk kegiatan dan perbuatan yang berarti, dan selagi masih bisa merasakan atmosfer kejarlah mimpimu untuk orang-orang yang ada didekatmu. Berlari, bercengkrama, merajut asa demi sebuah kedamaian yang sempurna. I lop Bumi Pratiwi”

Korban gadget


Ngomongin soal gadget serentak otak kita langsung tertuju pada sebuah elektronik ternama yang didalamnya terdapat fitur-fitur canggih dan dengan hanya sekali sentuhan fitur-fitur tersebut akan langsung muncul dan dapat digunakan. Istilahnya “WORLD IN THE TOUCH”. Iya dunia dalam sentuhan.
Kenapa enggak?? Sekarangkan jaman udah serba instan dan canggih. Kalau tidak memanfaatkan hal itukan justru kita ketinggalan jaman dan bisa dikata kuper, gak gaul, dan kolot. Emang mau kalian dikata seperti itu??
Sama halnya dengan Odong yang gak mau dikata ketinggalan jaman, kuper, gak gaul dan kolot. Diapun berniat untuk membeli sebuah gadget keluaran terbaru. Di sore hari yang nampak indah, angin yang berhembus mengayunkan dedaunan, langit yang tampak kemerahan dan sang surya yang mulai perlahan terbenam di ufuk barat Odong pun termenung dan terpaku di teras rumahnya. Betapa hasrat ingin membeli sebuah gadget terbaru agar hidupnya semakin lebih terpandang dimata teman-temannya. Gaya loe Dong!!
Setiap manusia pasti menginginkan sesuatu yang dianggapnya penting. Tetapi harus ada badget untuk mewujudkan hal yang diinginkannya. Nah itulah yang mengganggu otak Odong. Niat dan tekat untuk membeli gadget terbaru sudah kokoh tapi badget yang dimiliki Odong tidak sinkron dengan niat dan tekatnya sehingga membuat Odong berpikir tak berdaya untuk mendapatkan badget banyak untuk membeli sebuah gadget canggih yang dirasa Odong penting untuk bergaul dan supaya status Odong dimata teman-temannya menjadi lebih bermartabat.
 Berpikir dan mencari solusi dalam sebuah kesendirian, dalam sebuah kegundahan, dan dalam sebuah keresahan jiwanya, dan akhirnya Odong mendapat petunjuk agar bisa membeli gadget terbaru.
Oiya gue kan punya leptop, kenapa gak gue gadaiin aja terus duitnya gue gunakan buet beli gadget.(kata Odong). Gila loe Dong leptop loe kan udah keluar masuk pegadaian?? Udah bergelar D2 pegadaian malah?? Masak mau loe masukin lagi?? Bisa-bisa tu leptop gelarnya melebihi gelar loe besok?? Secara loe kan cuma calon A.Md?? cuma lulusan diploma lagi?? Masak tinggian leptopnya daripada yang punya??
Dalam hati Odong, ahh bodoh amat besok gue gadaiin tu leptop dan duitnya langsung buat beli gadget terbaru. Biar gue gak ketinggalan jaman dan biar gak dikata kolot, kuper, dan jadul. Mahalan dikit gak papa kan toh tu gadget bisa juga buat belajar, ngerjain tugas, dan berkomunikasi. Betulkan kawan?? Hahaa,,,.
Esok harinya dimana Odong sepulang kuliah Odongpun langsung membawa leptopnya ke pegadaian. Tak lama proses Odong untuk menggadaikan leptopnya, karena leptop Odong yang sering keluar masuk di pegadaian tersebut, bahkan nama Odong dan alamat lengkap Odong masih tersimpan di file daftar orang yang menggadaikan barang di pegadaian tersebut.
Dengan badget yang tak terlalu banyak yang dipegang di tangannya dan kemudian dimasukkan kedalam dompet kusutnya Odongpun mulai beranjak menuju sebuah penjualan barang-barang elektronik terbesar dan terlengkap di Jogjakarta. Kegelisahan yang menerpa dan kegundahan yang menggelorapun sejenak hilang.
Setelah sampai Odongpun mulai berkeliling sembari melihat-lihat gadget impiannnya dan tanya kepada penjaga counter-counter. Tetapi entah dikata, karena Odong yang sebelumnya gak tahu harga gadget impiannya duit yang dibawa setelah menggadaikan leptopnya tadi akhirnya kurang.
Karena Odong yang orangnya bingungan dan kalau ingin sesuatu harus langsung tercapai. Setelah mendengar harga gadget impiannya kepala Odongpun langsung berputar 360*, detak jantung odong berdetak lebih keras dari biasanya, dan aliran darah Odong tidak stabil. Gila?? Koma loe dong??
Disaat seperti itu otak Odong tidak bisa berpikir jernih dan rasanya harus mendapatkan gadget impiannya. Gimana mau mendapatkan gadget tersebut kalau duit loe aja kurang odong?? Emang mau kredit?? Gila beli gadget di kredit?? Emang beli motor bisa dikredit??
Tahu tu penjaga counter kalau badget Odong gak sampai untuk membeli gadget tersebut, akhirnya tu penjaga counter nawarin gadget yang lain yang harganya lebih murah tetapi tidak murahan dan fiturnyapun sama persis dengan gadget impian Odong.
Berpikir dan berpikir akhirnya Odong merelakan gadget impiannya hanya sebuah angan-angan dan gak mungkin bisa dibeli. Tetapi dibalik kesedihannya seenggaknya masih ada pengganti gadgetnya yang gak kalah dengan gadget impiannya. Walau barang buatan cina sih. Tapi yang pasti buat Odong fiturnya sama persis gak peduli buatan Cina, Hongkong, Taiwan, Japan yang penting bisa dipakai dan gue gak ketinggalan jaman. Hidup perubahan. Ahahaa,,,,.

Era informasi


Tidak bisa dipungkiri di abad ke 21 ini IT semakin merajai dunia. Hal itu memudahkan manusia untuk mencari dan menyebarkan informasi. Tidak harus keluar rumah semua orang bisa mendapatkan informasi. Cukup browsing di rumah dengan memanfaatkan jaringan internet manusia sudah bisa menemukan informasi yang dia butuhkan.
Dengan internet dunia semakin sempit, karena kita tidak harus berkelana ke negara lain untuk mencari informasi. Tinggal browsing dengan internet kita sudah tahu semua informasi negara tersebut.
Dan produsen gadget mulai berlomba-lomba mengeluarkan produk tercanggih untuk menarik pasar. Dan mereka selalu menerbitkan gadget dengan fitur-fitur canggih untuk menarik pasar. Saking banyaknya gadget yang keluar tidak mungkin masyarakat bisa mengikuti semua. Karena harganya yang tergolong mahal juga banyak masyarakat Indonesia yang masih awam dengan teknologi.
Realita seseorang yang ketinggalan informasi gadget terbaru dikata jadul, kolot, kuper. Di jaman yang mendewa-dewakan informasi ini kita dituntut untuk lebih respect dengan informasi yang sekecil apapun dan sepenting apapun. Karena setiap masyarakat wajib mengetahui informasi yang bersifat publik dan umum.
Sehingga pemerintahpun mengeluarkan UU No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Dimana setiap informasi tentang carut marut pemerintahan yang bersifat publik dapat dikonsumsi publik tanpa harus membedakan pangkat, derajat, harkat dan martabat.
Tetapi informasi itupun hanya untuk kalangan menengah ke atas, untuk odong yang hanya golongan kelas bawah jarang mendapat informasi tentang carut marut pemerintahan, semisal eksekutif, yudikatif, dan legislatif.
Tetapi odongpun bersyukur dengan era informasi dan komunikasi dewasa ini semakin memudahkan odong dalam mengerjakan tugas dari dosen. Kenapa enggak?? Soalnya odong tinggal browsing di internet dan tinggal copas selesai tu tugas.
Tak hanya itu di era IT dewasa ini juga dimanfaatkan odong untuk menambah inspirasi dan kualitas otaknya dengan seringnya odong membaca artikel-artikel di internet dan berita-berita di kompas.com.
Dengan demikian kita harus memanfaatkan perkembangan IT dewasa ini. Karena dengan begitu kita dapat ikut serta dalam perkembangan informasi dan komunikasi, dan ikut serta dalam mengimplementasikan keterbukaan informasi publik yang telah diatur dalam UU No 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.