Udah
keren belum judul yang gue tulis diatas?, ehh,, tapi tunggu dulu. Kalian
tahukan apa itu dubur?. Pasti tahu kan ya?. Oke, gue jelasin dulu apa itu
dubur. Dubur adalah bahasa ilmiahnya kaum bodoh untuk sebutan bitch. Iyah pantat. Tapi lebih spesifik
ke lubang pantat. Ups,, sori buat kalian yang mukanya mirip lubang pantat. Gak
maksut gue untuk menghina muka kalian. Gue hanya mendetailkan apa itu dubur,
apa itu pantat, dan apa itu jidat. (kog malah gak nyambung).
Motivasi
gue menulis judul diatas adalah dari pengalaman dan observasi gue terhadap
Odong dalam menjalani kisah cintanya beberapa tahun silam. Setiap Odong
bersemayam dihati seekor cewe hari-harinya selalu indah seindah fatamorgana
malam, selalu harum seharum bunga ditaman yang luas, selalu takjub setakjub
pelangi disore hari. Hari-hari yang dijalani pun semakin berarti. Berarti untuk
dijalani, dilalui, dan dinikmati walau kadang terperinci dalam kisah yang dia
benci. Iyah, cinta tulus yang dibalas dengan cinta Tai!!. Cinta yang tak
terbalas sebagaimana adanya.
Dan
setiap Odong menjalani kisah cintanya seperti berenang ditengah samudera yang
tak berpulau. Terombang-ambing oleh ombak cinta yang kian dahsyat. Tergulung
oleh gulungan air laut yang maha menggema. Terhempas oleh angin laut yang maha
sangar. Inikah cinta? Iyah, cinta dan hanya cinta yang membuat Odong semakin
tenggelam dalam nestapa, semakin terperosok dalam nista, semakin terngiang
dalam duka. Cinta yang datang tanpa sebab tetapi menimbulkan akibat yang tak
terduga akhirnya. Cinta, cinta dan cinta.
Cinta
yang membuat kita tak peduli dengan sekitar. Cinta yang membuat kita tak sadar
akan diri sendiri. Dan cinta yang membuat martabak manis berasa dubur ayam.
Dalam menjalani kisah cinta, setiap Odong makan semua rasanya sama. Hambar dan
tak terasa seperti lidahnya tak merasakan makanan yang dia makan. Makan bubur
ayam berasa dubur ayam, makan roti selai kacang berasa dubur ayam, makan fried
chicken berasa dubur ayam, dan yang terakhir makan mie ayam berasa Tai ayam.
Ahh,,, shitmen!! “Kata Odong sambil ngemil Tai ayam”.
Seperti
di iklan teh sosro, apapun makanannya rasanya tetap dubur ayamnya bude suro.
Ahh,, gak nyambung yah. Haha,,.
“Sekian
cerita cinta ngawurnya Odong yang gue tulis. Kita sambung lagi besok di
kesempatan dan di judul berikutnya. Don’t go anywhere, Stay tune all me, All be
back. Udah mirip Tukul belum gue?. Hahaha,,,.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar