Senin, 03 Maret 2014

Inilah arti



         Kopi di pagi ini terasa berbeda dari kopi-kopi yang selama ini gue minum. Ditemani hujan dan bersanding dengan alunan music di antara perabotan gue di kamar kos. Setahun sudah gue bergelut menulis cerita, saran, dan kritikan di blog gue. Entah itu bermakna atau tidak bagi anda para pembaca gue pun tidak tahu, yang terpenting gue ikut berpartisipasi dalam memanfaatkan dunia internet dewasa ini. Jika tulisan yang gue tulis menyinggung atau menyakiti perasaan kalian, saya selaku penulis mohon maaf sebesar besarnya, karena saya hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa (ebiet g ade). Ahahaahaaa,,,.
            Di siang menuju sore hari ini gue ingin bercerita sedikit tentang apa yang ada di kosan gue. Dimulai dari bangun tidur mata gue langsung tertuju pada televisi warna hitam pekat merek politron warisan dari nyokap gue. Televisi ini selalu menemani dan mengikuti gue dimanapun gue tinggal, bahkan sebelum gue lahirpun televisi ini udah ada di rumah gue. Waktu masih nganggur dia selalu menemani gue 24 jam nonstop di kamar kelam gue. Tidak hanya untuk sekedar tontonan dan pelepas suntuk, dia juga sebagai sumber informasi buat gue. Bahkan waktu gue masih kuliah di UMS pun dia ikut gue boyong untuk memenuhi kamar kos gue di Solo. Walau kamar kos gue di Solo kecil, sempit, panas dan bisa dibilang seperti kandang ayam dia pun mendapat tempat terindah di kamar kos gue. Tak hanya di Solo, setelah gue keluar dan pindah kuliah ke Jogja tepatnya di D3 Kearsipan UGM dia pun tak lupa gue boyong ke kamar kos gue yang tepatnya di daerah Dabag, Condong catur, Depok, Sleman. Dengan umurnya yang lebih tua dari gue bahkan mungkin lebih tua dari kedua orang tua gue, dia dapat memuaskan gue dalam menyajikan informasi yang bermanfaat dan memuaskan gue dari pertandingan bola. Thank buat televisi kesayangan gue yang tidak mungkin gue jual bahkan gadaikan. Hahahaa,,.
            Begitu mata melihat keluar dari kamar kos, nampak reklame bertuliskan rumah makan bungong jeumpa. Dimana reklame itu didapat dari kenakalan anak-anak kos yang pulang dari main skate di Janti. Kala itu muncul ide anak-anak untuk meminimalisir sorotan sinar matahari menuju kamar kos dan debu. Sentak dalam sekejap muncul dalam otak untuk mengambil reklame yang ada di jalan-jalan. Anak-anakpun tahu kalau di daerah Seturan banyak reklame yang terdapat di pinggir jalan. Dengan tampang tak berdosa akhirnya gue dan anak-anak mencopot dan menggulung reklame yang menggaggu keindahan dan pandangan. Secara tidak sengaja berarti gue dan anak-anak ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemusnahan sampah visual yang di prakarsai oleh salah satu dosen ISI yaitu beliau Sumbo Tinarbuko. Yang pada kala itu gue pernah mengikuti seminar dia tentang sampah visual yang terdapat di Jogja. Dimana sampah visual yang terdapat di kota Jogja semakin merajalela dan menggaggu keindahan kota.
            Dalam perkuliahan ada satu hal yang menunjang untuk kehidupan mahasiswa pada umumnya. Salah satu hal itu adalah leptop, tapi gue sering menyebutnya lepi supaya lebih kelihatan gaul. Hahaha,,. Tanpa lepi mahasiswa tidak dapat menyimpan materi dari dosen dan susah untuk mengerjakan tugas yang diberikan dosen. karena harus mondar-mandir ke warnet. Selain ribet juga boros. Lepi gue sudah tiga tahun menemani dan membantu gue dalam menuju wisuda kelak. Tinggal satu tahun setengah lagi gue wisuda dan mendapat predikat A.Md dari kampus gue. Tapi gue berdosa dan sering menyalahgunakan lepi gue. Karena gue sudah berkali-kali menggadaikan lepi gue demi sebuah kesenangan semata. Betapa kejamnya gue yang mencampakkan lepi gue demi sesuatu hal yang tak berarti. Untuk berterimakasih atas jasanya pada gue selama ini, gue janji gak akan menggadaikan dan mencampakkannya lagi. Tapi tergantung sikon juga sih, kalau pas lagi butuh duit sori kalau loe besok gue gadaiin lagi. Tapi pasti gue cepet ngambilnya kog, soalnya gue gak tega melihat loe sendirian di tempat pegadaian. Ahahahaa,,.
            Oke, itulah dari beberapa hal yang berarti buat hidup gue selama ini. Ada kalanya kita mengingat dan berterima kasih pada barang mati yang menemani hidup kita. Seperti biasa, saran yang dapat gue simpulkan dari orang bodoh “jangan menyia-nyiakan dan mencampakkan barang yang ada disekitarmu, karena pada waktu yang tidak kamu sadari barang itu berguna dan membantumu dalam kesulitan. So, berterimakasihlah dan hargailah barang yang ada di sekitarmu” see you next time. :*
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar